Rabu, 04 April 2012

Batuan Beku Intermediet

Batuan Beku Intermediet

Ø  Batuan Beku

Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plugtonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.

ü  Mineral-mineral utama pembentuk batuan beku antara lain:

1.      Mineral felsic contohnya plagioklas, alkali feldspar, kuarsa, ortoklas, muskovit, dan mineral felsic lainnya yang umumnya berwarna cerah.

2.      Mineral mafic contohnya olivine, piroksin, hornblende, biotite, dan mineral mafic lain yang umumnya berwarna gelap.

ü  Berdasarkan komposisi kimianya batuan beku dapat dibedakan menjadi:

1.      Batuan beku ultra basa memiliki kandungan silika kurang dari 45%. Contohnya Dunit dan Peridotit.

2.      Batuan beku basa memiliki kandungan silika antara 45% - 52 %. Contohnya Gabro, Basalt.
3.      Batuan beku intermediet memiliki kandungan silika antara 52%-66 %. Contohnya Andesit dan Syenit.

4.      Batuan beku asam memiliki kandungan silika lebih dari 66%. Contohnya Granit, Riolit.

Dari segi warna, batuan yang komposisinya semakin basa akan lebih gelap dibanding yang komposisinya asam.

ü  Berdasarkan mineral penyusunnya batuan beku dapat dibedakan menjadi empat, yaitu :

1.       Kelompok Granit – Rhyolit
Berasal dari magma yang bersifat asam, tersusun oleh mineral kuarsa, ortoklas, plagioklas Na, terkadang terdapat hornblende, biotit, muskovit dalam jumlah kecil.

2.       Kelompok Diorit – Andesit
Berasal dari magma yang bersifat intermediet, terusun oleh mineral plagiokklas, hornblende, piroksen, dan kuarsa biotit, ortoklas dalam jumlah kecil.

3.       Kelompok Gabbro – Basalt
Tersusun dari magma basa dan terdiri dari mineral-mineral olivin, plagioklas Ca, piroksen dan hornblende.

4.       Kelompok Ultra Basa
Terutama tersusun oleh olivin, dan piroksen. Minera lain yang mungkin adalah plagioklas Ca dalam jumlah sangat kecil.



Ø  Batuan Beku Intermediet

Batuan beku yang berwarna gelap sampai hitam umumnya batuan beku intermediet dimana jumlah mineral felsik dan mafiknya hampir sama banyak. Batuan beku intermediet memiliki kandungan silika antara 52% - 66 %. Tersusun atas mineral-mineral plaglioklas, Hornblande, piroksen serta kuarsa biotit, dan orthoklas dalam jumlah kecil.

Ø  Contoh Batuan Beku Intermediet

1.      Diorit

Batuan ini merupakan batuan hasil terobosan batuan beku (instruksi) yang membentuk morfologi pembuktian berelief kasar dengan elevasi dari beberapa ratus meter hingga mencapai lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut (dpal). Batuan ini umumnya mempunyai warna yang bervariasi, yaitu coklat, coklat kehitaman, abu-abu kehitaman, abu-abu dengan bercak-bercak hitam, hitam kecoklatan atau abu kehitaman, bersifat pejal (massif) dan kompak dengan tekstur porfiro granitic. Batu diorit ini dapat dijadikan sebagai batu ornamen dinding maupun lantai bangunan gedung atau untuk batu belah untuk pondasi bangunan atau jalan raya.


2.      Andesit

Andesit adalah suatu jenis batuan beku vulkanik dengan komposisi antara dan tekstur spesifik yang umumnya ditemukan pada lingkungan subduksi. Batuan lelehan dari diorite, berbutir halus, bertekstur halus, dimana batuan andesit memiliki derajat kristalisasi holokristalin hingga hipokristalin, yaitu dimana perbandingan komposisi mineralnya mayoritas diisi oleh mineral kristalin, sifat dari andesit yaitu intermediet, struktur yang dimiliki oleh andesit yaitu massif atau pejal. Andesit terbentuk sebagai batuan lelehan dan batuan gang dalam, yaitu andesit terbentuk berasal dari magma yang sedang menuju kepermukaan bumi atau membeku dalam celah-celah di kerak bumi. Gunung api di Indonesia umumnya menghasilkan batuan andesit. Batuan andesit yang banyak mengandung mineral hornblende sehingga disebut dengan andesit-hornblende, sedangkan yang banyak mengandung piroksen disebut dengan andesit-piroksin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar